Kelebihan dan Kekurangan E-Learning
Dunia pendidikan dan pelatiha telah dan sedang mengalami perubahan besar kabutuhan akan pelatihan untuk meningkatkan sdm di Indonesia menjadi semakin penting dan mendesak tuntutan dari pihak manajemen dan pesrta pelatihan semakin besar. Sementara dana yang disediakan untuk pelatihan semakin kecil. Elarning menyediakan landasan kuat untuk menjawab semua tantangan tersebut elearning dikenal oleh siapa saja didunia pendidikan dan pelatihan perusahaan dan organisasi pendidikan berlomba-lomba untuk menerapkan elaernning diorganisasi mereka dan meraih kelebihan yang ditawarkan
Menjamurnya pengguna internet benar-benar mengubah kehidupan kita semua. Tempat dan jarak yang dulu memisahkan sekarang makin tidak terasa dampaknya kita mudah berhubungan dengan orang-orang dinegara lain, yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya, melalui media e-mail, chat room, webcam dan sebagainya. Pengguna internet sendiri selalu meningkat sehingga dikota-kota besar, internet sudah menjadi kebutuhan hidup sehari-hari.kita dapat melihat banyak warnet yang tumbuh disetiap kota. Hal tersebut menyebabkan banyaknya pengguna internet yang meningkat pesat sampai 100% setiap tahun. Didunia pendidikan dan pelatihan, siapa yang tidak mengenal kata e learning, online learning, web-based training, dan lain sebagainya. Elarning makin banyak digunakan, baik didunia bisnis maupun akademik. Perusahaan dan organisasi pendidikan berlomba-lomba menerapkan elaerning dengan memberikan janji-janji penghematan biaya, penghematan waktu dan sebagainya.
Kelebihan dan Kekurangan E-Learning
Petunjuk tentang manfaat penggunaan i nternet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh (Elangoan, 1999; Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini,1997), antara lain. Pertama, Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu. Kedua, Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya
bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari. Ketiga, Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Keempat, Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah. Kelima, Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Keenam, Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif. Ketujuh, Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional.
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam, 1997), antara lain. Pertama, Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar. Kedua, Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial. Ketiga, Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan
daripada pendidikan. Keempat, Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT. Kelima, Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal. Keenam, Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet. Ketujuh, Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet. Kedelapan, Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
REFERENSI
Antonius Aditya Hartanto dan Onno W. Purbo, E-Learning berbasis PHP dan MySQL, Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002